Penulisan suatu kalimat, memang harus mengacu pada kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Termasuk juga penulisan kata di yang benar. Tujuannya, tentu agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu, juga dapat membuat kalimat jadi lebih efektif.
Tapi, masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan di. Misalnya saja, penulis sering menjumpai kalimat dalam banner yang tersebar di kampung. Ada tulisan seperti, “Selamat datang didesa Kapongan”. Tentu saja, penulisan di pada kalimat tersebut, tidak dapat dibenarkan.
Sebatas pengetahuan penulis, penulisan di yang menunjukkan keterangan tempat, harus dipisah. Jadi yang benar adalah “Selamat datang di desa Kapongan”. Penulis seringkali gerah dengan kesalahan yang terjadi. Mengingatkannya pun percuma, toh banner sudah dipasang dan disebarkan ke seluruh penjuru desa.
Tak hanya pada contoh kata di yang dipisah seperti yang telah disebutkan di atas. Masih ada banyak kesalahan yang biasanya terjadi. Bahkan tak jarang, penulis juga sering menemukan kesalahan tersebut di kampus.
Bagaimana Penulisan Kata Di yang Benar?
Nah, kalau kamu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penulisan kata di yang benar, uraian dalam artikel ini, mungkin bisa cukup membantumu. Nantinya, kamu juga bisa mendapatkan sejumlah contoh sederhana yang mempermudah kamu dalam memahaminya.
Kalau mengutip PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan kata di, ada dua macam: digunakan untuk kata depan dan juga digunakan sebagai awalan. Ketentuan tersebut, menjadi aturan penggunaan kata di dipisah atau digabung. Selengkapnya, simak penjelasan berikut:
1. Kata Di sebagai Kata Depan
Pertama, ada penulisan di sebagai kata depan. Jika menuliskan di sebagai kata depan, maka kamu harus memisahkannya dengan kata yang mengikuti. Biasanya, di yang penulisannya harus dipisah, digunakan di depan kata benda.
Adapun kata benda tersebut, biasanya menyatakan nama, tempat, waktu, juga lokasi. Pada umumnya, di yang ditulis sebagai kata depan, bisa diganti dengan kata dari. Contohnya, “di sini” bisa diganti jadi “dari sini”.
Tak hanya itu saja, penulisan kata di yang benar sebagai kata depan, tidak bisa diubah jadi kata kerja aktif.Jadi, memang tidak bisa menambahkan imbuhan me-. Misalnya saja, ‘di sini’. Tentu tidak dapat diubah jadi ‘me sini’.
Jika ingin tahu lebih lanjut, mungkin kamu bisa memahaminya lewat contoh berikut ini:
- Sekarang, pekerjaan yang bisa dipilih cukup fleksibel. Kamu bahkan dapat mengerjakannya di rumah saja.
- Latar belakang tempat film Dilan, berada di Bandung.
- Di mana saya harus menemukan sosok perempuan yang baik hati dan tidak sombong?
- Konser penyanyi di Jakarta beberapa waktu lalu, batal karena belum punya izin.
- Protes oleh para pendemo, dilaksanakan di depan kantor DPR.
Kalau ada yang penasaran dengan penulisan di dalam yang benar, maka harusnya dipisah. Pasalnya, ‘dalam’ merupakan bentuk kata benda yang menunjukkan tempat atau lokasi.
Jadi, jangan sampai salah lagi ya, jika harus menulis kata ‘di dalam’. Selain itu, kata ‘di dalam’ sama halnya dengan beberapa kata tempat lain seperti ‘di dekat’, ‘di depan’, ‘di hadapan’, dan lainnya.
2. Kata Di sebagai Awalan
Ada satu macam lagi penggunaan kata di, yakni sebagai awalan. Kata di yang digunakan sebagai awalan, harus ditulis serangkai dengan kata setelahnya. Penggunaannya juga diikuti oleh kata kerja pasif.
Dengan begitu, masih bisa diubah jadi kata kerja aktif dengan cara menambahkan imbuhan me-. Penulisan kata di yang benar sebagai awalan, berkebalikan dengan penggunaan di sebagai kata depan.
Jika sebagai kata depan, di harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata di sebagai awalan, harus disambung dengan kata setelahnya. Misalnya saja, dengan kata dasar tutup, maka bisa ditulis ‘ditutup’.
Nah ‘ditutup’ kan merupakan kata kerja pasif, kamu masih bisa mengubahnya jadi kata kerja aktif dengan imbuhan me-. Kata ‘ditutup’, bisa jadi ‘menutup’. Selain contoh kata ini, kamu juga bisa menggunakan kata ‘lakukan’.
Kalau ada yang bertanya kata dilakukan dipisah atau digabung, maka jawabannya adalah digabung. Sebab masih bisa diubah dengan tambahan me- jadi ‘melakukan’. Masih ada banyak contoh lainnya, misalnya saja:
- Kue yang lezat itu sudah habis dimakan oleh tamu undangan.
- Resepsi pernikahan mereka, diselenggarakan dengan cukup mewah.
- Dilarang membuang sampah sembarangan.
- Saya diantar oleh orangtua ke sekolah.
- Buku itu dibaca dengan serius oleh mahasiswa.
Contoh Penulisan Kata di yang Benar Lainnya
Selain mengetahui beberapa contoh kata di atas, masih ada banyak contoh penulisan kata di yang benar lainnya. Misalnya saja, dengan beberapa contoh berikut:
1. Penulisan Kata di yang Disambung
- Ditulis, bukan di tulis
- Dibeli, bukan di beli
- Didatangi, bukan di datangi
- Dicintai, bukan dicintai
- Dialihkan, bukan di alihkan
- Dianggarkan, bukan di anggarkan
- Disebut, bukan di sebut
- Dihajar, bukan di hajar
- Ditampar, bukan di tampar
- Dipukul, bukan di pukul
- Ditempati, bukan di tempati
- Ditambah, bukan di tambah
- Dibuat, bukan di buat
- Dikesampingkan, bukan di kesampingkan
- Diberi, bukan di beri
- Dibelai, bukan di belai
- Digunakan, bukan di gunakan
2. Penulisan Kata di yang Dipisah
- Di sana, bukan disana
- Di sini, bukan disini
- Di situ, bukan disitu
- Di kampung, bukan dikampung
- Di laptop, bukan di laptop
- Di gelas, bukan digelas
- Di tangga, bukan ditangga
Dengan adanya cukup banyak contoh penulisan kata di yang benar, mungkin kini kamu sudah cukup memahami bagaimana penggunaannya. Sekarang, jangan sampai salah tulis lagi, ya.
Perempuan melankolis ini telah mengawali dunia tulis-menulis sejak kecil. Pernah memenangi 10 lomba menulis di tingkat nasional. Mulai dari esai, karya tulis ilmiah, dan artikel. Ia mengawali karir blogger dan SEO Enthusiast pada tahun 2017. Awalnya coba-coba, eh ternyata suka~
Selain penulisan artikel, Reskia juga berpengalaman dalam pembuatan website dan konten media sosial. Butuh bantuan? Hubungi sekarang dan ceritakan masalahmu.
Tinggalkan komentar